Apa yang anda pikirkan saat mendengar nama Freeport ?? Ya ! bahkan orang awam pun pasti tahu, Emas dan Tembaga. Berikut adalah cerita singkat kenapa Freeport Sulphur Company yang berkutat dengan belerang menjadi perusahan penambang Emas terkaya di dunia.
Singkatnya, setelah berencana melakukan “rekayasa G30S PKI” yang akan
menghancurkan rezim Soekarno, CIA yang didukung Freeport semakin percaya diri
untuk berinvestasi di tanah Papua.
Atas keyakinan tersebut, maka seperti yang disebutkan
oleh Pahrizal & Ismantoro yang dikutip dari Lisa Pease mengatakan pada
April 1965 atau enam bulan sebelum peristiwa 30 September, Freeport telah
menadatangani kesepakatan dengan para pejabat Indonesia yang pro terhadap AS.
Kesepakatan tersebut dibuat secara tidak resmi. Augustus C. Long (salah satu
dewan Freeport) telah menyusupkan agen-agennya ke dalam lingkaran kekuasaan
terdekat Soekarno. Selain itu Long juga telah menjalin hubungan dekat dengan
pejabat tinggi dalam rezim Soekarno. Pejabat tinggi itu bernama Julius Tahija.
Dari Julius Tahija inilah Augustus C. Long diperkenalkan kepada Ibnu Sutowo
(menteri Petambangan dan Perminyakan).
Julius Tahija adalah mantan sersan dari KNIL. Dia
mendapat kehormatan dari Freeport dan Caltex (Chevron) saat PKI dan Soekarno
berhasil disingkirkan. Saat Freeport beridiri, Julius Tahija adalah seorang
pendiri Freeport Indonesia. Tidak hanya itu, dia pun mendapatkan kehormatan
dari perusahaan milik Rockefeller, yaitu PT. Caltex.
Julius Tahija (gambar by tempo.com) |
Duo Ibnu Sutowo-Julius Tahija ditambah Suharto, PKI dan
Soekarno berhasil dilibas habis. Memang Soekarno lah hambatan mereka selama
ini. Ideologi anti asing Soekarno menjadi batu sandungan imperialis asing dan
“londo ireng” yang ingin mengeruk keuntungan di tanah Indonesia.
Dari uraian itu bisa disimpulkan bahwa, ada 3 pengkhianat
bangsa yang menjadi awal petaka orang Papua dan Pemerintah Indonesia di bawah
Soekarno. Kita tidak terlalu kaget bahwa korporasi Asing apalagi yang
berafiliasi dengan Rockefeller ingin menguasai setiap negara. Tapi kita pasti
marah karena ada “nyamuk dalam kelambu”.
sumber : Paharizal dan Ismantoro Dwi Yuwono, 2018. Freeport:Fakta-fakta yang Disembunyikan.Narasi: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar