Senin, 19 Februari 2018

Makalah Pengaruh Media Sosial dan Teman Sebaya


“PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMAN 1 PETNAHAN TAHUN AJARAN 2016”



Oleh : Marzuki Nyamat
 
BAB I
A.    LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, maka kemajuan informasi dan teknologi sangat di perlukan, kemudahan dalam mengakses informasi begitu penting, Dengan hadirnya internet yang merupakan alat tercanggih saat ini. Internet yang sering digunakan pelajar saat ini,terutama media sosial. Karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Sekarang ini tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses internet. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.
Dengan berkembangnya dunia teknologi, saat ini banyak situs-situs jejaring sosial yang menyedot perhatian banyak massa. Sebut saja Facebook dan Twitter yang belakangan ini sangat digandrungi anak kecil, remaja maupun dewasa. Sudah dapat dipastikan situs jejaring sosial ini memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya itu sendiri. Pemanfaatan internet akhir - akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industry, pendidikan dan pergaulan social. Khusus mengenai jejaring social atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan.
Bentuk kolaborasi antara lain adalah:
·           Saling bertukar pendapat/komentar
·           Mencari teman
·           Saling mengirim email
·           Saling memberi penilaian
·           Saling bertukar file dan lain sebagainya

Dan juga pengaruh teman teman dalam pergaulan yang memakai berbagai gadget semakin memaksa siswa untuk  ikut serta dalam perkembangan tren yang mana apabila tidak mengikuti akan dibilang kuno atau tertinggal. Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang mernarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup.Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media sosial.Media sosial bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri, berbagai segala tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-teman dan media sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama
para pelajar dan pengaruh nya terhadap belajar dan prestasinya di sekolahan.

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan  faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci, yaitu:
  1. Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini meliputi:
1)     Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a)     Karena sakit
b)     Karena kurang sehat
c)      Karena cacat tubuh
2)     Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)logi meliputi:
a)     Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
b)     Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.
c)      Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
d)     Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
e)     Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.
  1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor ini meliputi :
1)     Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
a)     Perhatian orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b)     Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c)      Hubungan antara anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.
2)     Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :
a)     Guru
b)     Faktor alat
c)      Kondisi gedung
3)     Faktor mass media dan lingkungan sosial (masyarakat)
a)     Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
b)     Lingkungan sosial
·        Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
·        Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
·        Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas. Daradjat (Jalaluddin, 2002) menyatakan ada hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin, 2002).
Religiusitas dan kebermaknaan hidup secara tidak langsung terkait karena hal itu bisa membuat manusia mengetahui sejauh mana mereka bisa menghargai hidup dan memanfaatkan hidupnya dengan berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agamanya. Secara tidak langsung agama dapat menjadikan seseorang sadar akan makna hidup dan bagaimana mereka untuk berbuat lebih baik untuk masa depan hidupnya dalam meraih prestasi. Seorang religius adalah individu yang mengerti akan hidup dan kehidupan secara lebih dalam arti lahiriah semata, yang bergerak dari dimensi vertikal kehidupan dan mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan Purwati, 2002).
Menurut Rola (2006), terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.      Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b.      Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c.      Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.
d.      Pengakuan dari prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Di mana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat di mana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar seseorang atau hasil akhir yang dicapai seseorang melalui kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu pengaruh dari dalam diri seseorang (internal) dan pengaruh dari luar diri seseorang (eksternal). Adapun yang menjadi faktor internal dalam penelitian ini adalah religiusitas dan konsep diri, sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah dukungan sosial.


      C.PEMBATASAN MASALAH
            Karena keterbatasan waktu,biaya dan pikiran maka penelitian ini dibuat dengan kemampuan penulis yang serba terbatas dan banyak kekurangan,tapi tidak membatasi penulis untuk melakukan penelitian ini semaksimal mungkin untuk menjadi sebuah karya yang baik.
D.    RUMUSAN MASALAH

1.      Adakah pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar sejarah siswa SMAN 1 Petanahan ?
2.      Adakah pengaruh teman sebaya terhadap prestasi belajar sejarah siswa SMAN 1 Petanahan?
3.      Adakah pengaruh secara bersama media sosial dan teman sebaya terhadap prestasi belajar sejra siswa SMAN 1 Petanahan?


E.     TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada khalayak bahwa media sosial dan teman sebaya berpengaruh baik pengaruh positif dan negatif terhadap minat belajar dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar khususnya para siswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk bisa dijadikan referensi dan bahan rujukan agar menggunakan media sosial secara baik dan benar.

F.      MANFAAT

→Untuk saya, menambah pengetahuan peneliti untuk menambah wawasan berkaitan dengan penelitian dan pengalaman untuk melakukan penelitian selanjutnya.
→Untuk siswa,siswa diharapkan dapat memanfaatkan sosial media dengan semestinya. Media sosial digunakan siswa untuk hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan bukan untuk hal hal yg tidak berguna.
→Untuk pemegang kebijakan,hasil penelitian ini dapat digunakan dan dijadikan bahan pertimbangan bagi pemegang kebijakan terutama pemerintah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pemanfaatan media sosial dan teman sebaya .






BAB II
A.     KAJIAN TEORI
Pengertian Media Sosial,teman Sebaya dan Prestasi
Media Sosial
Menurut halaman resmi wikipedia, Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content" (Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68).

Teman Sebaya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat.
Santrock (2007:55) mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.

Prestasi
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.



B.     Kerangka Berfikir
Dalam upaya untuk mengetahui pengaruh media sosial dan teman sebaya dalam prestasi belajar siswa SMAN 1 Petanahan. Perkembangan media sosial memiliki dampak yang positif maupun dampak negative. Salah satu dampak positif yaitu mampu membangun hubungan sosial dengan orang-orang yang tidak dikenal sekalipun. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari media sosial ini adalah mengakibatkan terjadinya ketergantungan akan penggunaan jejarin sosial tersebut. Sebagian orang berfikiran bahwa jejaring sosial tersebut merupakan tempat mereka mengeluarkan isi hati, tempat mereka berbagi cerita, dan tempat mereka untuk bertemu dengan teman lama. Teman sebaya juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa,karena merekalah yang ada disekitar siswa saat tidak dalam jam pelajaran. Setiap tindak tanduk siswa akan tercermin dari kebiasaan dan pergaulan teman-temannya. Begitu juga kualitas teman temannya yang sangat berpengaruh terhadap minat belajar dan seterusnya . Apabila temannya rajin belajar maka siswa akan terbiasa dengan orang orang yang giat belajar dan mau tidak mau akan terbawa arus nya. Media sosial juga seperti itu. Kalau teman sebaya adalah teman di dunia nyata,maka media sosial adalah teman di dunia maya. Banyak pembicaraan,berbagi konten ,bacaan dll banyak terjadi di dunia maya. Maka itu sama saja seperti di dunia nyata yang apabila teman temannya rajin maka siswa mau tidak mau akan ikut terbawa arus temannya yang rajin,begitu juga sebaliknya.
Di bawah ini adalah skema untuk memperjelas kerangka berfikir :

 




                                                 


C.Pengajuan Hipotesis


BAB III
Metodologi Penelitian
Tekhnik Sampling
1.    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat eksternal sekolah dan siswa sebagai publik internal Sekolah SMAN 1 Petanahan sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) siswa jurusan IPA, sebagai objek penelitian ini.
2.    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel disini harus mewakili populasi yang lebih besar secara tepat. Sampel harus ditarik dengan seksama menurut seperangkat aturan yang ketat. Aturan dalam menarik sampel telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli statistik dan peneliti sehingga sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah dapat mencerminkan karakteristik populasi yang besar dengan akurat. Peneliti disini mengambil sampel sebanyak 60 (enam puluh) siswa jurusan IPA dan peniliti mengambil 30 siswa dan 30 siswi SMAN 1 Petanahan  untuk mewakili banyaknya populasi tersebut.

Tekhnik Pengumpulan Data
            Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1.      Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting. Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti mengamati bagaimana pengaruh sosial media,teman sebaya terhadap siswa jurusan IPA SMAN 1 Petanahan.
2.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media,teman sebaya siswa SMAN 1 Petanahan.

Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Setelah dilakukan proses editing, dilanjutkan dengan proses coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua variable (bivariat), atau lebih dari dua variable (multivariat). Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2) pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.

Tekhnik Analisis Data
Menurut (Bungin, 2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan tekhnik statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam analisis data pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian deskriptif dengan satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan menggunakan ukuran penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran penyebaran dapat dilihat dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun relatifnya (persentase). Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan teknik statistik deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode (Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan Standar Deviasi (SD), dan sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KERAJAAN MARITIM HINDU-BUDHA DI INDONESIA (HABIS)

6. Kerajaan Kediri Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222....