Meramal
adalah mengetahui sesuatu tentang apa yang akan dating, dalam bahasa Jawa “weruh
sadurunge winarah” atau mengetahui sebelum kejadian. Di Eropa, hal tersebut
dikenal sebagai “Clairvoyance” yang mengandung
beberapa pengertian :
1. Mengetahui apa yang akan terjadi
2. Mengetahui apa yang telah lama terjadi
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi
Diriwayatkan
dulu dalam pengembaraan Nabiyullah Musa as yang mencari pengetahuan, beliau
bertekad belum akan berhenti mencari sampai dipertemukan dengan tempat
pertemuan 2 sungai atau laut. Beliau bertemu dengan sesama nabiyullah yaitu
Khidir as. (Surat Al Kahfi : 65). Menurut beberapa pendapat pertemuan 2 lautan
tersebut bermakna bukan secara harfiah, melainkan symbol pertemuan 2 buah ilmu
pengetahuan ; pengetahuan manusia dan pengetahuan langsung dari Tuhan (laduni).
Diejawantahkan bahwa yang fana dan rohani dalam manifesta tertinggi dapat
melihat masa depan.
Di
Indonesia hal ini dikenal sebagai kewaskitaan. Banyak yang belajar ilmu laduni
dengan cara olah batin, yang dilakukan orang berkemampuan istimewa. Semisal Prabu Jayabaya
yang dikatakan dibimbing oleh Syamsudin al Wasil, Raden Ngabehi Ranggawarsita
dan the founding father kita Ir. Soekarno.
Sumber
: Hidayat Yoedoprawiro, 1999. Relevansi Ramalan Jayabaya. Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar