“PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH
SISWA SMAN 1 PETNAHAN TAHUN AJARAN 2016”
Oleh : Marzuki Nyamat
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Seiring
dengan perkembangan zaman, maka kemajuan informasi dan teknologi sangat di
perlukan, kemudahan dalam mengakses informasi begitu penting, Dengan hadirnya
internet yang merupakan alat tercanggih saat ini. Internet yang sering
digunakan pelajar saat ini,terutama media sosial. Karena
dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi jarak
dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Sekarang ini
tidak jarang banyak sekali anak usia dini pandai dan mahir dalam mengakses
internet. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang
dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang
diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide,
teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial
yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini
menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai
dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini
diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.
Dengan berkembangnya dunia teknologi, saat ini
banyak situs-situs jejaring sosial yang menyedot perhatian banyak massa. Sebut
saja Facebook dan Twitter yang belakangan ini sangat digandrungi anak kecil,
remaja maupun dewasa. Sudah dapat dipastikan situs jejaring sosial ini memiliki
dampak positif dan negatif bagi penggunanya itu sendiri. Pemanfaatan internet
akhir - akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet
tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga
sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industry, pendidikan dan
pergaulan social. Khusus mengenai jejaring social atau pertemanan melalui dunia
internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat
mencengangkan.
Bentuk kolaborasi antara lain adalah:
·
Saling
bertukar pendapat/komentar
·
Mencari
teman
·
Saling
mengirim email
·
Saling
memberi penilaian
·
Saling
bertukar file dan lain sebagainya
Dan juga pengaruh teman teman dalam pergaulan yang
memakai berbagai gadget semakin memaksa siswa untuk ikut serta dalam perkembangan tren yang mana
apabila tidak mengikuti akan dibilang kuno atau tertinggal.
Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai
tempat memperoleh informasi yang mernarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle
atau gaya hidup.Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak
memiliki akun media sosial.Media sosial
bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri, berbagai
segala tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-teman dan media
sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.
Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama para pelajar dan pengaruh nya terhadap belajar dan prestasinya di sekolahan.
Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama para pelajar dan pengaruh nya terhadap belajar dan prestasinya di sekolahan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut
Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri
siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern
terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan
Sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar secara lebih rinci, yaitu:
- Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini meliputi:
1)
Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a)
Karena sakit
b)
Karena kurang sehat
c)
Karena cacat tubuh
2)
Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)logi meliputi:
a)
Intelegensi
Setiap orang
memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140
dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius.
Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di
Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah
mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
b)
Bakat
Bakat adalah
potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai
bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang
sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak
sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang.
Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh,
tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.
c)
Minat
Tidak adanya
minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar.
Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak
sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan
problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat
dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif
tidaknya dalam proses pembelajaran.
d)
Motivasi
Motivasi
sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan
perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai
tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih,
tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya.
Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus
asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering
meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
e)
Faktor kesehatan mental
Dalam
belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi
kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah
timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil
belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga
diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan
mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa
aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan
membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.
- Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor ini
meliputi :
1)
Lingkungan keluarga
Keluarga
merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini
antara lain :
a)
Perhatian orang tua
Dalam
lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua
dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan
menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat
dan sebagainya.
b)
Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan
ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa
merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada
juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya
rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat
prestasi belajar yang tinggi.
c)
Hubungan antara anggota keluarga
Dalam
keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan
adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian,
ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang
baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.
2)
Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara
lain :
a)
Guru
b)
Faktor alat
c)
Kondisi gedung
3)
Faktor mass media dan lingkungan sosial (masyarakat)
a)
Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik
yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila
terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
b)
Lingkungan sosial
·
Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua
adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat
memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
·
Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila
terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila
lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat
berpengaruh bagi anak.
·
Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran
orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar
belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Kesehatan
mental yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar erat
kaitannya dengan religiusitas. Daradjat (Jalaluddin, 2002) menyatakan ada
hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama
dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan
jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan
Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap
optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa
bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin,
2002).
Religiusitas
dan kebermaknaan hidup secara tidak langsung terkait karena hal itu bisa
membuat manusia mengetahui sejauh mana mereka bisa menghargai hidup dan
memanfaatkan hidupnya dengan berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran
agamanya. Secara tidak langsung agama dapat menjadikan seseorang sadar akan
makna hidup dan bagaimana mereka untuk berbuat lebih baik untuk masa depan
hidupnya dalam meraih prestasi. Seorang religius adalah individu yang mengerti
akan hidup dan kehidupan secara lebih dalam arti lahiriah semata, yang bergerak
dari dimensi vertikal kehidupan dan mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan
Purwati, 2002).
Menurut Rola
(2006), terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.
Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya
kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua
dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti
cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b.
Peranan konsep diri
Konsep diri
merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu
percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan
termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah
lakunya.
c.
Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi
akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak
wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di
antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan yang
artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh
masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep
tersebut masih diperdebatkan.
d.
Pengakuan dari prestasi
Individu
akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain.
Di mana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan
lingkungan tempat di mana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk
berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
Jadi, dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar seseorang atau hasil akhir yang
dicapai seseorang melalui kegiatan belajar dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu
pengaruh dari dalam diri seseorang (internal) dan pengaruh dari luar diri
seseorang (eksternal). Adapun yang menjadi faktor internal dalam penelitian ini
adalah religiusitas dan konsep diri, sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah dukungan sosial.
C.PEMBATASAN MASALAH
Karena keterbatasan
waktu,biaya dan pikiran maka penelitian ini dibuat dengan kemampuan penulis
yang serba terbatas dan banyak kekurangan,tapi tidak membatasi penulis untuk
melakukan penelitian ini semaksimal mungkin untuk menjadi sebuah karya yang
baik.
D. RUMUSAN MASALAH
1.
Adakah
pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar sejarah siswa SMAN 1 Petanahan
?
2.
Adakah
pengaruh teman sebaya terhadap prestasi belajar sejarah siswa SMAN 1 Petanahan?
3.
Adakah
pengaruh secara bersama media sosial dan teman sebaya terhadap prestasi belajar
sejra siswa SMAN 1 Petanahan?
E. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada
khalayak bahwa media sosial dan teman sebaya berpengaruh baik pengaruh positif
dan negatif terhadap minat belajar dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar
khususnya para siswa. Penelitian ini juga bertujuan untuk bisa dijadikan
referensi dan bahan rujukan agar menggunakan media sosial secara baik dan
benar.
F.
MANFAAT
→Untuk saya, menambah pengetahuan peneliti untuk menambah
wawasan berkaitan dengan penelitian dan pengalaman untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
→Untuk siswa,siswa diharapkan dapat memanfaatkan sosial
media dengan semestinya. Media sosial digunakan siswa untuk hal yang berkaitan
dengan kegiatan belajar dan bukan untuk hal hal yg tidak berguna.
→Untuk pemegang kebijakan,hasil penelitian ini dapat
digunakan dan dijadikan bahan pertimbangan bagi pemegang kebijakan terutama
pemerintah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pemanfaatan media
sosial dan teman sebaya .
BAB II
A. KAJIAN
TEORI
Pengertian Media
Sosial,teman Sebaya dan Prestasi
Media Sosial
Menurut halaman
resmi wikipedia, Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content" (Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Users of
the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media".
Business Horizons 53(1): 59–68).
Teman Sebaya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja
atau berbuat.
Santrock (2007:55) mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.
Santrock (2007:55) mengatakan bahwa kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.
Prestasi
Menurut Sardiman A.M (2001:46)
“Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam
belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi
adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu
kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1996:186) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya)”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:165) “Prestasi adalah bukti
usaha yang telah dicapai.
B.
Kerangka Berfikir
Dalam upaya untuk mengetahui pengaruh media sosial dan teman sebaya
dalam prestasi belajar siswa SMAN 1 Petanahan. Perkembangan media sosial
memiliki dampak yang positif maupun dampak negative. Salah satu dampak positif
yaitu mampu membangun hubungan sosial dengan orang-orang yang tidak dikenal
sekalipun. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari media sosial ini adalah
mengakibatkan terjadinya ketergantungan akan penggunaan jejarin sosial
tersebut. Sebagian orang berfikiran bahwa jejaring sosial tersebut
merupakan tempat mereka mengeluarkan isi hati, tempat mereka berbagi cerita,
dan tempat mereka untuk bertemu dengan teman lama. Teman sebaya juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa,karena
merekalah yang ada disekitar siswa saat tidak dalam jam pelajaran. Setiap
tindak tanduk siswa akan tercermin dari kebiasaan dan pergaulan teman-temannya.
Begitu juga kualitas teman temannya yang sangat berpengaruh terhadap minat
belajar dan seterusnya . Apabila temannya rajin belajar maka siswa akan
terbiasa dengan orang orang yang giat belajar dan mau tidak mau akan terbawa arus
nya. Media sosial juga seperti itu. Kalau teman sebaya adalah teman di dunia
nyata,maka media sosial adalah teman di dunia maya. Banyak pembicaraan,berbagi
konten ,bacaan dll banyak terjadi di dunia maya. Maka itu sama saja seperti di
dunia nyata yang apabila teman temannya rajin maka siswa mau tidak mau akan
ikut terbawa arus temannya yang rajin,begitu juga sebaliknya.
Di bawah ini adalah skema untuk memperjelas kerangka berfikir :
C.Pengajuan Hipotesis
BAB III
Metodologi Penelitian
Tekhnik Sampling
1.
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
melibatkan masyarakat eksternal sekolah dan siswa
sebagai publik internal Sekolah SMAN
1 Petanahan sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) siswa jurusan IPA, sebagai objek penelitian ini.
2.
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel disini harus mewakili populasi yang lebih besar secara tepat.
Sampel harus ditarik dengan seksama menurut seperangkat aturan yang ketat.
Aturan dalam menarik sampel telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli
statistik dan peneliti sehingga sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah
dapat mencerminkan karakteristik populasi yang besar dengan akurat. Peneliti
disini mengambil sampel sebanyak 60 (enam puluh) siswa jurusan IPA dan peniliti mengambil 30 siswa dan
30 siswi SMAN 1 Petanahan untuk
mewakili banyaknya populasi tersebut.
Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara:
1.
Pengamatan
Pengamatan
adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang
penting. Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek
penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti
mengamati bagaimana pengaruh sosial media,teman
sebaya terhadap
siswa jurusan IPA SMAN 1 Petanahan.
2.
Wawancara
Wawancara
adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat
dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak
langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa
eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media,teman sebaya siswa SMAN 1 Petanahan.
Tekhnik
Pengolahan Data
Setelah
data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan
dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu
dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Setelah
dilakukan proses editing, dilanjutkan dengan proses coding, yaitu
mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk
memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel
frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua
variable (bivariat), atau lebih dari dua variable (multivariat).
Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan
mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga
disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif
ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2)
pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan
pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.
Tekhnik
Analisis Data
Menurut
(Bungin, 2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan
tekhnik statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas)
terhadap data penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam
analisis data pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian
deskriptif dengan satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan
menggunakan ukuran penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran
penyebaran dapat dilihat dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun
relatifnya (persentase). Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan
teknik statistik deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode
(Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan Standar Deviasi (SD),
dan sebagainya.