Selasa, 06 Februari 2018

Abu Ubayd al-Bakri, Geografer Muslim abad XI



Bernama lengkap Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ayyub Abu Ubayd al-Bakri. Ia adalah seorang ilmuwan muslim besar dari Barat yang dikenal sebagai ahli bumi terbesar abad ke-11 M. Abu Ubayd al-Bakri adalah keturunan seorang penguasa dari kerajaan Huelva (Walba) dan Saltes (Shaltish) yang bernama Izza ad-Dawla Abdul Aziz al-Bakri. Kerajaan tersebut terletak di pesisir Atlantik, sebelah selatan semenanjung Iberia dan sebelah barat Niebla (Labla) yang didirikan pada tahun 403 H/1012 M, pada saat jatuhnya Marwan dari Kekhalifahan Cordoba. Menurut Wikipedia, Abu Ubayd lahir pada 1014 M di Huelva dan wafat pada 1094 M di Cordoba.
Tercatat tahun 443 H/1051 M, Izza ad-Dawla, dibawah tekanan al-Mu’tadid bin Abbad, dipaksa menyerahkan daerah kekuasaannya kepada Raja Seville Spanyol yang kemudian menguasainya. Pada saat hal tersebut terjadi, Abu Ubayd berusia 30 tahun. Ia lalu pindah beserta ayahnya Cordoba dibawah perlindungan dari Abu al-Walid Muhammad bin Jahwar. Abu Ubayd merupakan seorang murid dari Abu Marwan bin Hayyan, seorang alhi tarikh.
Keluasan ilmu dan pemikiran Abu Ubayd dapat dilihat dari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan. Ia terutama dikenal sebagai seorang geographer, ahli botani, ahli filologi dan teolog serta penyair. Kitab An Nabat, adalah karyanya dibidang botani yang berisi pokok-pokok masalahnya yang disusun secara alfabetis. Di dalamnya terdapat sejumlah seri naskah-naskah Andalusia tentang botani secara deskriptif. Buku tersebut merupakan sebuah sumber langsung atau “babon” untuk para naturalist (penyelidik alam) abad ke-12 M, termasuk Ibnu Abdu al-Ishbili yang kemudian menggunakannya untuk menyusun buku “Umdat at-Tabib fi Syarh al-‘Ashab”. Kitab An Nabat menurut Ibnu Abi Ushybi’ah hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh Ibnu Abdun, bahwa isinya lebih terkonsentrasi dengan bahan Andalusia sendiri. Namun karya Abu Ubayd itu tidak hanya digunakan oleh para naturalist di Andalusia, melainkan oleh naturalist di luar Andalusia seperti Ibnu al-Baytar dan Al-Ghafiki.
Ada dua buah karya penting Abu Ubayd al-Bakri dibidang geografi yang membuat namanya terkenal di dunia Arab, yakni “Mu’jamma Ista’jam” dan “al-Masalik wa alMamalik”. “Mujam”, yang diterbitkan oleh F. Wustenfeld dalam bentuk edisi tersendiri (tersiri dari 4 jilid, Kairo 1945-1951 M dan Cottingen 1876-1877 M), merupakan sebuah daftar toponyms (nama-nama banyak tempat )yang kebanyakan terdapat di Jazirah Arab. Isi buku tersebut didahului dengan sebuah pengantar yang menarik tentan kondisi geograis Arab zaman dahulu, disertai pemukiman suku-suku bangsa waktu itu. “al-masalik”, salah satu karya lain Abu Ubayd, terdiri dari beberapa jilid yang secara sendiri-sendiri membahas satu tema pokok. Jilid pengantarnya terbagi dalam : geografi umum, muslim dan non muslim. Untuk bagian tersebut, sebagian besar belum diterbitkan secara utuh. Tetapi bagian yang penting, yakni menyangkut muslim Barat, telah lama diketahui lewat penerbitan dan terjemahan bahasa Perancis oleh Mac Guckin de Slane (al Giers 1857 dan 1910 M). sebelum itu, pada tahun 1813 M, sebuah terjemahan singkat telah diterbitkan di Paris oleh Quatremere. Quatremere juga telah menerbitkan bebrapa bagian dari “al-Masalik” yang banyak hubungannya dengan Andalus dan kutipan-kutipannya termasuk dalam sebuah kompilasi sejarah geografis berjudul “ ar-Rawd al-Mikhtar” yang ditulis oleh Ibnu Abdul Mun’im al-Himyari as-Sabri. Karya lainnya yang terkenal, “Itineraries and Kingdoms” (rencana-rencana perjalanan dan kerajaan-kerajaan) memuat keterangan-keterangan dan factor-faktor, tidak hanya bersifat geografis tapi juga mencakup uraian mengenai politik, social-historis bahkan etnografi (ilmu bangsa-bangsa).
Abu Ubayd menulis deskripsi penting tentang Afrika Utara, waktu berada di pembuangannya di Cordoba atau Seville. Tidak hanya hanya informasi langsung yang diberikan kepadanya oleh mereka yang dating dari Ifrikiya dan Maghribi, tetapi juga karya-karya para penulis yang pernah meneliti daerah yang sama. Sumber utamanya misalnya adalah “al-Masalik wa al-Mamalik” karya Muhammad bin Yusuf al-Warrak yang membahas geografi Ifrikiya. Al Warrak, pernah tinggal di Kayrawan sebelum menetap di Cordoba dibawah kekuasaan Khalifah al-Hakam II yang memungkinkan Abu Ubayd lebih melengkapi informasi tentang geografi pada abad ke-10 M yang dibutuhkannya. Sumber lain selain dari al-Warrak adalah salah seorang gurunya, Ahmad bin Umar al-Udhri Ibnu ad-Dala’i yang meninggal pada tahun 478 H/1085 M di Almeria. Karyanya berjudul “Nizam al-Marjan”, dikemudian hari digunakan oleh al-Kazwini sebagai acuan. Sebagaimana “Nuzhat al-Mushtak” karya Syarif al-Idrisi, karya Abu Ubayd alBakri juga menyajikan informasi yang sangat penting dan berharga, terutama informasi tentang geografi sejarah dunia Islam pada Abad Pertengahan. Beberapa bagian buku “al-Masalik” juga merupakan sebuah edisi kritik yang komplit serta merupakan sebuah studi sistematik. Dalam buku tersebut merupakan studi khusus mengenai bahasa yang digunakan  Abu Ubayd al-Bakri mirip dengan yang digunakan oleh penulis-penulis lain seperti Ibnu Abdum al-Ishbili, Ibnu Abdur-Rauf, as-Sakati dari Malaga dan para pengarang buku-buku pertanian lain. Mereka merupakan penulis-penulis Andalusia yang pembendaharaan katanya mengandung “ The Greatest number of Hispanicims”.
Oleh karena itu, nama Abu Ubayd al-Bakri dapat disejajarkan dengan ilmuwan muslim semisal al-Idrisi dan al-Muqqadasi yang mempunyai ilmu dan karya yang berharga di bidang geografi. Tidak salah kalau Abu Ubayd al-Bakri dikenal sebagai Ahli Imu Bumi Terbesar Abad XI.

Sumber :
M. Natsir Arsyad. 1990. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah. Mizan: Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KERAJAAN MARITIM HINDU-BUDHA DI INDONESIA (HABIS)

6. Kerajaan Kediri Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222....