Bernama lengkap Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad bin Ayyub Abu Ubayd al-Bakri. Ia adalah seorang
ilmuwan muslim besar dari Barat yang dikenal sebagai ahli bumi terbesar abad
ke-11 M. Abu Ubayd al-Bakri adalah keturunan seorang penguasa dari kerajaan
Huelva (Walba) dan Saltes (Shaltish) yang bernama Izza ad-Dawla Abdul Aziz al-Bakri. Kerajaan tersebut terletak di
pesisir Atlantik, sebelah selatan semenanjung Iberia dan sebelah barat Niebla
(Labla) yang didirikan pada tahun 403 H/1012 M, pada saat jatuhnya Marwan dari
Kekhalifahan Cordoba. Menurut Wikipedia, Abu
Ubayd lahir pada 1014 M di Huelva dan wafat pada 1094 M di Cordoba.
Tercatat tahun 443 H/1051 M, Izza
ad-Dawla, dibawah tekanan al-Mu’tadid bin Abbad, dipaksa menyerahkan daerah
kekuasaannya kepada Raja Seville Spanyol yang kemudian menguasainya. Pada saat
hal tersebut terjadi, Abu Ubayd berusia 30 tahun. Ia lalu pindah beserta
ayahnya Cordoba dibawah perlindungan dari Abu
al-Walid Muhammad bin Jahwar. Abu Ubayd merupakan seorang murid dari Abu Marwan bin Hayyan, seorang alhi tarikh.
Keluasan ilmu dan pemikiran Abu Ubayd
dapat dilihat dari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan. Ia terutama dikenal
sebagai seorang geographer, ahli botani, ahli filologi dan teolog serta
penyair. Kitab An Nabat, adalah
karyanya dibidang botani yang berisi pokok-pokok masalahnya yang disusun secara
alfabetis. Di dalamnya terdapat sejumlah seri naskah-naskah Andalusia tentang
botani secara deskriptif. Buku tersebut merupakan sebuah sumber langsung atau “babon” untuk para naturalist (penyelidik
alam) abad ke-12 M, termasuk Ibnu Abdu al-Ishbili yang kemudian
menggunakannya untuk menyusun buku “Umdat
at-Tabib fi Syarh al-‘Ashab”. Kitab An Nabat menurut Ibnu Abi Ushybi’ah hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh Ibnu
Abdun, bahwa isinya lebih terkonsentrasi dengan bahan Andalusia sendiri. Namun
karya Abu Ubayd itu tidak hanya digunakan oleh para naturalist di Andalusia,
melainkan oleh naturalist di luar Andalusia seperti Ibnu al-Baytar dan
Al-Ghafiki.
Ada dua buah karya penting Abu Ubayd
al-Bakri dibidang geografi yang membuat namanya terkenal di dunia Arab, yakni “Mu’jamma Ista’jam” dan “al-Masalik wa alMamalik”. “Mujam”, yang diterbitkan oleh F.
Wustenfeld dalam bentuk edisi tersendiri (tersiri dari 4 jilid, Kairo 1945-1951
M dan Cottingen 1876-1877 M), merupakan sebuah daftar toponyms (nama-nama
banyak tempat )yang kebanyakan terdapat di Jazirah Arab. Isi buku tersebut
didahului dengan sebuah pengantar yang menarik tentan kondisi geograis Arab
zaman dahulu, disertai pemukiman suku-suku bangsa waktu itu. “al-masalik”, salah satu karya lain Abu Ubayd,
terdiri dari beberapa jilid yang secara sendiri-sendiri membahas satu tema
pokok. Jilid pengantarnya terbagi dalam : geografi umum, muslim dan non muslim.
Untuk bagian tersebut, sebagian besar belum diterbitkan secara utuh. Tetapi
bagian yang penting, yakni menyangkut muslim Barat, telah lama diketahui lewat
penerbitan dan terjemahan bahasa Perancis oleh Mac Guckin de Slane (al Giers
1857 dan 1910 M). sebelum itu, pada tahun 1813 M, sebuah
terjemahan singkat telah diterbitkan di Paris oleh Quatremere. Quatremere juga
telah menerbitkan bebrapa bagian dari “al-Masalik”
yang banyak hubungannya dengan Andalus dan kutipan-kutipannya termasuk dalam
sebuah kompilasi sejarah geografis berjudul “ ar-Rawd al-Mikhtar” yang ditulis oleh Ibnu Abdul Mun’im al-Himyari as-Sabri. Karya lainnya yang terkenal,
“Itineraries and Kingdoms”
(rencana-rencana perjalanan dan kerajaan-kerajaan) memuat keterangan-keterangan
dan factor-faktor, tidak hanya bersifat geografis tapi juga mencakup uraian
mengenai politik, social-historis bahkan etnografi (ilmu bangsa-bangsa).
Abu Ubayd menulis deskripsi penting
tentang Afrika Utara, waktu berada di pembuangannya di Cordoba atau Seville.
Tidak hanya hanya informasi langsung yang diberikan kepadanya oleh mereka yang
dating dari Ifrikiya dan Maghribi, tetapi juga karya-karya para penulis yang
pernah meneliti daerah yang sama. Sumber utamanya misalnya adalah “al-Masalik wa al-Mamalik” karya Muhammad bin Yusuf al-Warrak yang
membahas geografi Ifrikiya. Al Warrak, pernah tinggal di Kayrawan sebelum
menetap di Cordoba dibawah kekuasaan Khalifah al-Hakam II yang memungkinkan Abu
Ubayd lebih melengkapi informasi tentang geografi pada abad ke-10 M yang
dibutuhkannya. Sumber lain selain dari al-Warrak adalah salah seorang gurunya, Ahmad bin Umar al-Udhri Ibnu ad-Dala’i
yang meninggal pada tahun 478 H/1085 M di Almeria. Karyanya berjudul “Nizam al-Marjan”, dikemudian hari
digunakan oleh al-Kazwini sebagai acuan. Sebagaimana “Nuzhat al-Mushtak” karya Syarif
al-Idrisi, karya Abu Ubayd alBakri juga menyajikan informasi yang sangat
penting dan berharga, terutama informasi tentang geografi sejarah dunia Islam
pada Abad Pertengahan. Beberapa bagian buku “al-Masalik” juga merupakan sebuah
edisi kritik yang komplit serta merupakan sebuah studi sistematik. Dalam buku
tersebut merupakan studi khusus mengenai bahasa yang digunakan Abu Ubayd al-Bakri mirip dengan yang
digunakan oleh penulis-penulis lain seperti Ibnu
Abdum al-Ishbili, Ibnu Abdur-Rauf, as-Sakati dari Malaga dan para pengarang
buku-buku pertanian lain. Mereka merupakan penulis-penulis Andalusia yang
pembendaharaan katanya mengandung “ The
Greatest number of Hispanicims”.
Oleh karena itu, nama Abu Ubayd
al-Bakri dapat disejajarkan dengan ilmuwan muslim semisal al-Idrisi dan
al-Muqqadasi yang mempunyai ilmu dan karya yang berharga di bidang geografi.
Tidak salah kalau Abu Ubayd al-Bakri dikenal sebagai Ahli Imu Bumi Terbesar
Abad XI.
Sumber :
M. Natsir Arsyad. 1990. Ilmuwan
Muslim Sepanjang Sejarah. Mizan: Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar