Timur tengah merupakan suatu kawasan yang
menarik untuk dikaji. Sejak dahulu, Timur tengah mempunyai arti strategi yang
penting. Letak Timur tengah sangat strategis, terutama ditinjau dari segi
militer yaitu pada pertemuan Eropa, Asia,
dan Afrika.
Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis,
dan budaya merupakan bagian dari benua Asia,
atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini
adalah daratan di antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia, Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut
meliputi wilyah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai negara Pakistan di sebelah timur, dan
Kaukasus atau Asia Tengah di sebelah utara
(https://id.wikipedia.org/wiki/TimurTengah/2017/01/01).
Letak nya yang unik dan strategis tersebut juga melahirkan sebuah peradaban yang sangat tinggi pada zamannya. Arti Timur tengah menjadi jauh lebih besar dengan ditemukannya minyak dalam jumlah luar biasa. Minyak adalah sumber bahan bakar utama dan bahan mentah yang paing diperlukan dalam peradaban industri kontemporer ( Isawati,2012:vii-viii). Oleh karena itu berbagai peristiwa seputar Timur Tengah menjadi sangat berpengaruh, baik di dunia Timur Tengah sendiri maupun dunia. Kawasan Timur Tengah sejak lama menjadi fokus perhatian dunia. Beberapa kejadian di Timur Tengah, mulai dari konflik dalam suatu negara, konflik antar negara di kawasan, sampai konflik yang melibatkan negara-negara luar yang mempunyai kepentingan di kawasan, menjadikan setiap persoalan yang muncul di kawasan itu sebagai isu internasional. Masalah Palestina merupakan isu yang paling lama di Timur Tengah.
Letak nya yang unik dan strategis tersebut juga melahirkan sebuah peradaban yang sangat tinggi pada zamannya. Arti Timur tengah menjadi jauh lebih besar dengan ditemukannya minyak dalam jumlah luar biasa. Minyak adalah sumber bahan bakar utama dan bahan mentah yang paing diperlukan dalam peradaban industri kontemporer ( Isawati,2012:vii-viii). Oleh karena itu berbagai peristiwa seputar Timur Tengah menjadi sangat berpengaruh, baik di dunia Timur Tengah sendiri maupun dunia. Kawasan Timur Tengah sejak lama menjadi fokus perhatian dunia. Beberapa kejadian di Timur Tengah, mulai dari konflik dalam suatu negara, konflik antar negara di kawasan, sampai konflik yang melibatkan negara-negara luar yang mempunyai kepentingan di kawasan, menjadikan setiap persoalan yang muncul di kawasan itu sebagai isu internasional. Masalah Palestina merupakan isu yang paling lama di Timur Tengah.
Masalah Palestina yang merupakan inti dan
dasar sengketa Arab Israel adalah sengketa atas tanah Palestina antara penduduk
Arab Palestina dan penduduk Yahudi, yang keduanya merasa berhak atas negeri itu
dan berusaha untuk menguasainya dan mengembangkan kehidupan nasionalnya. Dengan
demikian kedua masyarakat nasional itu berhadapan satu sama lain sebagai lawan.
Yang pertama mendapat dukungan dan bantuan dari negara-negara Arab, yang kedua
dari gerakan Zionis sedunia dan beberapa negara terutama Inggris dan Amerika
Serikat.
Sengketa Arab-Yahudi dimulai sesudah Perang
Dunia pertama ketika masyarakat Arab. Palestina memberikan perlawanan terhadap
migrasi Yahudi yang meningkat berkat politik Inggris yang mendukung usaha kaum
Zionis untuk mendirikan suatu kediaman nasional atau “national home” bagi umat Yahudi di negeri leluhur mereka (tanah
Palestina). Politik kolonial Inggris itu didasarkan atas pengakuan XVII bahwa
bangsa Yahudi mempunyai suatu ikatan historis dengan Palestina dan atas
perhitungan bahwa kedua masyarakat nasional itu akan hidup berdampingan secara damai dan bekerja sama
untuk membangun negeri itu (Kirdi Dipoyudo,1982: 116-117).
Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah
konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan
seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang
sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di
kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan
penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian
menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua
bangsa dengan satu negara sekuler yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur
Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Itulah masalah yang menyebabkan sengketa
tersebut terjadi berkepanjangn hingga berlarut-larut sampai abad awal modern.
Dengan klaim teologis, bahwa Palestina
merupakan tanah yang dijanjikan bagi bani Israel, maka mereka berhak untuk melakukan aneksasi
dan penguasaan atas wilayah tersebut. Pendirian negara Israel di tanah
Palestina merupakan salah satu bentuk dan tujuan perjuangan sebuah gerakan
politik Yahudi ekstrem yang dikenal dengan “Zionist
Movement” atau gerakan Zionis.
Berdirinya negara Israel merupakan hasil upaya kaum Zionis yang anggotanya
tersebar di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, berbicara mengenai negara
Israel, maka tidak dapat dilepaskan dengan gerakan Zionisme sebagai organisasi
politik skala
internasional Yahudi
yang menjadi semacam motor penggerak atas berdirinya negara bangsa Yahudi
Israel
(http://hminews.com//opini/zionisme-dan-berdirinya-negara-israel/2017/03/01).
Sementara itu geliat orang-orang Yahudi yang
ingin membuat suatu “tanah air” atau
Negara semakin tidak terbendung. Salah satu tokoh dibalik gerakan Zionis yaitu
Theodore Herzl. Kongres dibuka pada Ahad pagi tanggal 29 Agustus 1897 dengan mengambil
tempat di sebuah gedung Kasino milik pemerintah kotapraja Basel di negara Swiss
bagian barat
(https://vivixtopz.wordpress.com/artikel-islam/zionisme-analisis-sejarah-dan-perkembangannya/2017/02/02).
Pada tahun 1917 Inggris menerbitkan Deklarasi
Balfour yang mengejutkan dunia yang mengumumkan Pemerintahan Inggris mendukung
pendirian Negara Yahudi di Palestina. Dari tahun 1919 hingga 1948 kelak Inggris
menguasai Palestina berdasarkan mandat Liga Bangsa Bangsa. Dalam periode
itu,dunia menyaksikan perpindahan massal bangsa Yahudi Eropa ke Tanah Suci
(Palestina) karena penghianatan mereka dalam perang Dunia pertama (kaum Yahudi
Jerman membuat perjanjian dengan Inggris bahwa mereka akan mengajak Amerika
mengikuti perang membantu Inggris,jika Inggris menang sebagai balasannya
membrikan Tanah Suci kepada mereka jika perang berhasil dimenangkan) (Imran
Hosein, 2002: 132).
Pada tahun 1939 ,dimulai Perang Dunia Kedua.
Inggris berperang bersama pihak Sekutu. Pihak Sekutu berhasil mengalahkan Jerman
dan Italia. Pada saat bersamaan, Zionis memanfaatka isu Anti Semit untuk
memperoleh dukungan Internasional terutama Amerika. PBB membentuk Badan
Investigasi Internasional untuk masalah Palestina. Badan Investigasi
merekomendasikan tiga hal. Pertama penghentian pemerintahan kolonial Inggris di
Palestina. Kedua, tanah Palestina dibagi menjadi dua Negara yaitu Israel dan
Palestina. Selanjutnya melalui Konferensi Sufar 6 September 1947, Dewan Umum
PBB mengeluarkan Resolusi No. 181. Resolusi ini benar-benar membagi tanah
Palestina menjadi dua yaitu Israel dan Arab Palestina (Abu Bakar, 2008: 152).
Dalam perang Arab-Israel tahun 1948 M, bangsa
Arab Palestina bukanlah bangsa yang merdeka. Bangsa Arab Palestina tidak
mempunyai sekutu seperti bangsa Yahudi yang mempunyai gerakan Zionis. Praktis,
mereka hanya mengandalkan bantuan dari negara tetangga. Ben Gurion, perdana
menteri pertama Israel, memerintahkan kepada pasukan reguler dan mengumumkan
bahwa semua orang Yahudi di atas 17 tahun harus melibatkan diri dalam barisan
nonreguler. Disisi lain, Zionis Israel berhasil memperoleh peralatan perang
besar-besaran hasil selundupan dari Cekoslowakia. Sekali kontrak, Israel
memperoleh 24.500 pucuk senapan, 5000 senapan mesin ringan, 200 senapan mesin
medium, 54 juta butir amunisi dan 25 pesawat tempur kelas berat. Israel juga
mempunyai 800 kendaraan tempur kelas berat.
Tentara Israel dipimpin oleh Yaakov Dori,
dengan kolonel Yigal Yadin, penduduk asli Yerusalem berumur tiga puluh satu
tahun sebagai komandan operasi. Tulang punggung tentara Israel ini ialah
pasukan beladiri lama “Haganah”.
Kesatuan ini dibagi menjadi Palmah, apsukan elit yang disponsori oleh kelompok
kiri, Partai Buruh Sosialis Mapan. Hish, pasukan reguler lapangan dan Mishmar,
pasukan pengawal negara yang anggitanya orang-orang tua. Tentara Israel ini
berjumlah 75.000 anggota. Mereka juga mempunyai pasukan pembantu wanita yang
sangat membanatu dalam membebaskan rekan-rekannya dari tugas di garis depan (George
Lenczowski, 1992: 252).
Dengan demikian, negara Israel ternyata sudah
mempersiapkan hal-hal yang mungkin terjadi jauh sebelum deklarasi kemerdekaan.
Kaum Zionis dengan segala kerjasamanya dan kemampuan berhasil membuat negara
Israel kuat, bahkan setelah sesaat negara Israel lahir. Itu membuktikan bahwa
gerakan Zionis sukses “membidani”
lahirnya negara mereka. Hal tersebut bertolak belakang dengan keadaan bangsa
Arab Palestina. Mereka hanya sibuk untuk melakukan lobi politik dengan negara
tetangga di Timur Tengah tetapi tidak mempersiapkan persiapan militer. Praktis
saat negara Israel berdiri, mereka tidak bisa berbuat banyak dan walaupun sudah
tumbuh rasa nasionalismenya.
Sumber:
Dipoyudo, Kirdi.
1977. Timur Tengah Dalam Pergolakan.
Jakarta: CSIS.
Isawati, 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat
Jilid I). Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Lenczowski, George.
1992. Timur Tengah Di Tengah Kancah Dunia
(terjemahan
Asgar Bixby). Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
N. Hosein, Imran.
2013. Khilafah Hijaz Dan Negara-Bangsa
Saudi-Wahabi
(tejemahan Ikhya Ullumudien). San Fernando: Masjid Jami’ah.
(https://id.wikipedia.org/wiki/TimurTengah).
Diakses pada 1 Januari 2017.
(http://hminews.com//opini/zionisme-dan-berdirinya-negara-israel/).
Diakses pada 1 Maret 2017.
(https://vivixtopz.wordpress.com/artikel-islam/zionisme-analisis-sejarah-dan-perkembangannya/).
Diakses pada 2 Februari 2017.
(http://internasional.kompas.com/read/2012/11/28/09082768/Palestina.Usai.Perang.ArabIsrael.1948/).
Diakses pada 28 April 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar