Rabu, 04 Oktober 2017

Ibnu Nafis, Ibnu Sina Kedua - Penemu Sirkulasi Darah



Ibnu Nafis oleh pengagumnya dijuluki sebagai the Second Avicenna, Ibnu Sina Kedua. Nama lengkapnya adalah Alaudin Abu al-Ala Ali bin Abi al-Haran al-Kurasyi ad-Dimasyki Ibnu Nafis. Ia terkenal sebagai seorang dokter yang terkemuka dan seorang penulis serba bisa pada abad ke-7 Hijriah/abad ke-13 M. Ibnu Nafis sesuai namanya lahir di sekitar Damaskus dan mungkin di kampung yang bernama al-Kurasyiyya. Dibawah bimbingan seorang guru yang bernama Muhadzdzib ad-Din Abdul Rahim bin Ali, yang dikenal sebagai ad-Dakhwar – ia belajar ilmu kedokteran di tempat kelahirannya. Gurunya berasal dari perguruan Ibnu at-Tilmidh yang telah banyak mengkader dan mendidik pelajar-pelajar yang datang dari Baghdad ke Damaskus. Disamping itu, Ibnu Nafis juga belajar tata bahasa Arab (nahwu sharaf), logika dan ilmu pengetahuan keislaman lainnya.
Setelah itu beliau pindah ke Kairo, tempat ia mendapat kedudukan penting sebagai dokter kepala di sebuah rumah sakit. Kemungkinan rumah sakit itu adalah rumah sakit Nasiri di Mesir. Ibnu Nafis menjadi dokter pribadi Sultan Baybar I dari Dinasti Mamluk sekaligus membimbing sejumlah murid disana. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Ibnu al-Kuff, penulis sebuah buku tentang ilmu bedah. Abu Hayyan al-Gharmati juga menjadi muridnya.
Ibnu Nafis meninggal di Kairo pada 21 Dzulkaidah 687 H/18 Desember 1288 M pada usia kurang lebih 80 tahun. Ketika Ibnu Nafis meninggal, ia mewariskan rumah, kekayaan dan buku-bukunya untuk disumbangkan kepada rumah sakit Mansuri di Kairo, yang dibangun oleh Sultan Kalawun. Sebagai seorang dokter, ia lebih banyak belajar dibidang teori daripada praktek. Gagasan-gagasannya dibidang ini lebih dominnan, sehingga ia lebih terkesan sebagai teoritisi ketibang praktisi, meskipun sebenarnya dalam hal prkatek kemampuannya tidak begitu saja diabaikan. Sebagai teoritisi tentu saja aktivitas kepustakaan Ibnu Nafis yang amat luas tak disangsikan lagi. Ibnu Nafis terkenal dalam hal komentator yang memiliki pemikiran yang sangat luas dan independen. Bahkan, konon ia menulis kebanyakan bukunya di luar kepala tanpa buku acuan.
Beberapa karya Ibnu Nafis yang layak diunggulkan adalah sebagai berikut:
  1. Kitab asy-Syamil fi ath-Thibb, sebuah ensiklopedia kedoktera lengkap yang terdiri dari kurang lebih 27.000 folio yang tersebar dalam 8 jilid.
  2. Kitab al-Muhadzdzahab fi al-Kuhl, sebuah buku yang mencakup hampir seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada waktu itu. Buku ini banyak digunakan oleh penulis kedokteran dikemudian hari.
  3. Mujiz al-Qanun, sebuah intisari lengkap dari buku Qanun-nya Ibnu Sina, keculai masalah anatomi (ilmu urai tubuh) dan fisiologi (ilmu fa’al tubuh) yang tak termasuk di dalamnya. Karya ini juga merupakan sebuah buku manual atau buku pegangan singkat mengenai seluruh bagian ilmu kedokteran yang diperuntukkan terutama bagi para dokter praktek. Diantara sekian banyak karya Ibnu Nafis, buku inilah yang mendapat sukses terbesar dalam dunia medis Timur dan telah banyak diterjemahkan ke berbagai macam bahasa serta disadur dalam bentuk manuskrip disertai komentar dan keterangan tambahan yang dilakukan Nafis Iwad al-Kirmani (dilengkapi tahun 841 H/1437 M).
  4. Aphorisme (Fushul) of Hippocrates, merupakan satu diantara sekian banyak komentarnya dibidang medis yang paling banyak tersebar luas. Juga komentarnya mengenai ramalan-ramalan Hippocrates dan pengaruhnya, serta Denatura Hominis.
  5. Mengomentari kitab Masa’il fi ath-Thibb karya Hunayn bin Ishak.
  6. Ibnu Nafis juga mengomentari secara lebih luas terhadap Qanun-nya Ibnu Sina yang dituangkan dalam sejumlah manuskrip. Dilengkapi dengan perbaikan dan susunan yang lebih apik, khususnya pengumpulan masalah yang berkaitan erat dengan anatomi dari bagian pertama dari Qanun. Ia memberi komentar pada bagian tersendiri. Bagian ini lalu disusun kembali dalam bentuk buku terpisah. Ia juga menambahkan pada bagian ini teorinya tentang sirkulasi darah, yakni the Lesser or Pulmonary Circulation of the Blood. Sedangkan komentarnya terhadap bagian kelima juga telah diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Andrea Alpago (seorang dokter pada masa Renaissance) yang dicetak 1547 M di Venice.
  7. Dari tulisan-tulisan Ibnu Nafis mengenai logika, terdapat pada sebuah komentar terhadap karyanya sendiri,  Kitab Wuraykat yang merupakan sebuah ringkasan karya Aristoteles yaitu Organon dan Rhetoric. Pada bagian yang merupakan ringkasan buku Analytica Priora, ia menambahkan pula suatu pembahasan mengenai bukti-bukti yang sah dalam hukum Islam dan batas qiyas ditinjau dari sudut pandang logika.
  8. Ar-Risalah al-kamiliyah fi as-Sirah an-Nabawiyyah atau bila diterjemahkan secara bebas : the Theologus Austodidactus.
Karya-karya ilmiahnya yang terbesar dan bersinambung merupakan tour de force intelektual yang banyak dikagumi oleh sarjana-sarjana semasanya. Dari sekian banyak karyanya itu, teorinya the Lesser or Putmonary Criculation of the Blood tercatat sebagai prestasi paling penting dalam dunia kedokteran. Teori ini ssecara tajam dan tegas bertolak belakang dengan gagasan-gagasan Galenus yang waktu itu telah diterima secara luas. Teorinya juga mendahului penemuan fundamental William Harvey, sehingga tidak salah bila George Sarton menyebutnya sebagai ahli fisiologi terbesar pada Abad Pertengahan.
Teori Ibnnu Nafis tentang sirkulasi darah telah diformulasikan oleh Michael Servetus dalam bukunya Christianism Restutio (Vienna, 1553). Demikian pula dengan sebuah eksposisi mengenai teori tersebut yang dilakukan Realdus Columbus (Realdo Colombo) dalam bukunya De re Anatomia Libri XV (Venice, 1559). Metode analisa fisiologi yang rinci memungkinkan Michael Servetus dan Realdo Colombo dapat menyerap langsung tentang teori Ibnu Nafis itu. Pengetahuan ini kemungkinan diambil alih oleh Andrea Alpago, seorang sarjana yang selama 30 tahun berada di Suriah untuk meneliti lebih naskah-naskah serta buku-buku teks medis berbahasa Arab lalu menterjemahkannya.
Atas dasar uraian diatas, Ibnu Nafis sekarang dikenal sebagai penemu Sirkulasi Darah.


Sumber: 
M. Natsir Arsyad, 1990. Imuwan Musim Sepanjang Sejarah. Mizan: Bandung. 
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_al-Nafis

1 komentar:

  1. Casinos near Casinos Near Casinos in San Francisco, CA | MapyRO
    Find the Casinos Near Casinos you'll love, with 성남 출장안마 mapyro's 하남 출장샵 selection of near The closest casinos with a 서산 출장마사지 casino in 경상북도 출장안마 San Francisco, 남원 출장샵 CA, has to be

    BalasHapus

KERAJAAN MARITIM HINDU-BUDHA DI INDONESIA (HABIS)

6. Kerajaan Kediri Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222....