Sudah masyhur dikalangan muslim di seluruh dunia bahwa di
zaman Nabi penulisan baik penulisan surat, dokumen dll belum menggunakan kertas
seperti saat ini. benda-benda yang
lazim dipakai pada masa itu sebagai alat tulis, seperti pelepah korma, batu,
tulang-tulang hewan atau kulit-kulit hewan yang telah disamak.
Lalu bagaimana awal mula perkembangan media tulis
orang-orang muslim?
Menurut kitab Fihrist karya Ibnu al-Nadhim, hingga awal
abad ke-3 Hijriah bahan-bahan yang umum digunakan untuk tulis menulis adalah
kain perca dan papirus. Dokumen-dokumen resmi yang ditulis di atas kain perca
dan disimpan ketika terjadi perang sipil antara al-Amin dan al-Ma’mun (kakak
beradik dari Bani Abbasiyah), dicuci bersih kemudian dijual kembali.
Kertas Cina mulai masuk ke dunia Islam melalui Irak pada
awal abad ke-3 Hijriah. Segera setelah itu industri kertas tumbuh menjamur.
Industri tersebut pertama kali muncul di Samarkand. Awal mulanya adalah dari
beberapa tawanan Cina pada 751 M yang memperkenalkan seni pembuatan kertas dari
flax, linen atau kain rami (W. Barthold, 1928: 236-237).
Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah hal 352, kata kuno bahasa Arab untuk kertas, kaghad, kemungkinan berasal dari bahasa
Persia, lalu diserap ke dalam bahasa Arab. Dari Samarkand, industri itu menyebar
ke Irak. Pada masa pemerintahan al-Fadhl ibn Yahya al-Barmaki, yang menjadi
gubernur Khurasan pada 794 M, pabrik kertas pertama berdiri di Baghdad.
Al-Maqrizi dalam Khitat,
menuliskan bahwa saudara al-Fadhl, yaitu Ja’far (menteri Khalifah Harun)
mengganti penggunaan kain perca dengan kertas untuk menuliskan dokumen-dokumen
resmi negara.
Kota-kota muslim yang lain membangun pabrik-pabrik kertas
mengikuti rancangan pabrik yang berada di Samarkand. Sebuah pabrik didirikan di
Tihamah untuk membuat kertas dari serat tumbuhan. Pada masa al Maqdisi (Geographer
Muslim), kertas produksi Samarkand dianggap sebagai kertas yang terbaik
kualitasnya. Tetapi pada abad berikutnya dalam kitab Fihrist, abad ke-11, kertas-kertas denga kualitas yang sangat bagus
juga diproduksi di kota-kota Suriah dan di Tripoli.
Dari daratan Asia Tengah, industri itu mulai menyebar
hingga ke delta Mesir sejak akhir abad ke-9. Beberapa kota di sana dalam jangka
waktu yang cukup lama selalu mengekspor papirus ke negara-negara berbahasa
Yunani untuk media menulis. Produk ekspor itu mereka sebut qarathis dari bahasa Yunani chartes.
Pada akhir abad ke-10, kertas menggantikan perca dan papirus di seluruh
wilayah umat Islam.
Sumber:
Philliph K. Hitti, 2014. History of the Arabs (terjemahan R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi). Serambi:
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar